Komunitas Sastra Dusun Flobamora turut hadir dalam kegiatan Peluncuran Pojok Jaap Kunst (Jaap Kunst Hoek) dan Pengumuman Pemenang Lomba Penulisan Esai yang diselenggarakan oleh Institute of Resource Governance and Social Change (IRGSC) bekerja sama dengan Universiteit Van Amsterdam, dan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Selasa, 24 September 2024 bertempat di aula Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi NTT.
Dominggus Elcid Li, Direktur Eksekutif IRGSC mengungkapkan bahwa rangkaian kegiatan ini adalah bagian dari aksi konkret mereka dalam melakukan repatriasi arsip-arsip kolonial ke masyarakat asalnya. Elcid dalam sambutannya mengatakan, “Repatriasi ini dilakukan agar generasi saat ini bisa mendengar suara, kalau dalam bahasa metaforik, kita selalu ingin mendengar suara-suara nenek moyang.’
Hal senada juga diungkapkan Barbara Titus secara daring selaku dosen di Universitas Van Amsterdam, etnomusikolog dan kurator koleksi Jaap Kunst. Barbara mengungkapkan, “Kami mencoba mengembalikan warisan suara, rekam suara dari masa lalu, dari masa kolonial, mengembalikan ini kepada sumber aslinya.”
Jaap Kunst adalah pegawai pemerintah Hindia Belanda. Ia tinggal di Indonesia antara tahun 1919-1934. Sewaktu bekerja, Jaap berjalan dan merekam suara, membuat foto dan film bisu tentang musik, tari dan nyanyian Indonesia. Ia banyak merekam proses berkesenian di Nias, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali, Maluku, Papua dan juga di NTT, terutama Flores, Sumba, Timor, dan Kiser (sewaktu masih masuk residen Timor).
“Jaap Kunst membawa rekaman ini ke Eropa. Dia merekam musik ini sebab dia takut bahwa musik ini berhenti dimainkan sebab dampak misi Kristen, dan juga sebab dampak kebudayaan global,” kisah Barbara.
Barbara juga menambahkan bahwa ia senang koleksi-koleksi ini dikembalikan ke masyarakat NTT. “Jadi sampai sekarang warisan ini ada di Universitas Amsterdam, sebab seperti saya mengajar (di sana) dan setelah (Jaap) meninggal dunia, Universitas menyimpan koleksi dia. Saya pikir acara ini sangat bagus untuk Jaap Kunst, karena dia membawa warisan ini dari NTT ke Belanda, saya mengembalikan bersama dengan orang dan institusi ini kembali ke NTT.“
Pojok Jaap Kunst berisikan rekaman kesenian Jaap Kunst yang bisa diakses oleh siapa saja di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi NTT. “Kami siapkan semua file ini dalam komputer yang ada di lantai dua, jadi bapak ibu sekalian kalau nanti naik ke atas, dan kalau butuh untuk belajar di rumah, copy dan pelajari,” terang Elcid.
Di samping peluncuran Pojok Jaap Kunst, panitia mengumumkan hasil lomba menulis esai dengan tema “Warisan Budaya: Relevansi dan Inovasinya dalam Kehidupan Sosial Hari Ini dan Esok”. Lomba ini diikuti oleh 114 peserta untuk dua kategori, yakni kategori pelajar dan kategori umum.
Dion DB Putra, pemimpin redaksi Pos Kupang, sebagai salah satu juri memberikan beberapa catatan terkait penjurian. “Di level argumentasi memang up and down, ada yang memang memberikan argumentasi yang bagus sekali, sesuai dengan tema, tapi ada yang dari naskah yang kami baca dia sekedar membeberkan saja warisan budaya.” Dion lebih lanjut menambahkan, “Tapi saya rasa semua penulis merespon ini tema. Ini sebuah hal yang menurut saya, ini menarik dari lomba penulisan esai ini. Kalau bisa ini dibikin lagi dengan kerja sama dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, atau Bahasa dan sebagainya, kita buat lagi. Ada beberapa penulis yang keren. Temanya oke, argumentasinya yang dia bangun oke, dan itu ada yang masih milenial.”
Pemenang pertama kategori pelajar adalah Apriliano Venansius Tae Godo dengan judul naskah “Reba: Warisan Leluhur Melawan Watak Sosial Modern” dari SMA Seminari St. Yohanes Berkhmans Todabelu, Kabupaten Ngada. Sementara itu, pemenang pertama kategori umum adalah Wilhelmus F. N. Runesi dengan naskah berjudul “Mencari Bentuk Warisan Budaya di Era Kontemporer.”
Wilhelmus F. N. Runesi bergiat di Komunitas Sastra Dusun Flobamora. Ia menyelesaikan pendidikan formal di SMA Katolik St. Karolus Penfui dan pendidikan tinggi di Fakultas Filsafat UNIKA Widya Mandira Kupang. Karya-karyanya dimuat di Victory News, Radar NTT, Jurnal Sastra Santarang dan berbagai media. Saat ini sedang merampungkan bukunya yang mengkaji tema ekonomi dan politik. (ASHP)