Mengintip Dapur Lakoat Kujawas

Dua anggota Komunitas Sastra Dusun Flobamora–Ete Luruk dan Gloria Kolin–hadir dalam kegiatan Tanuan Sufa Kauf dan Mnahat Fe’u di Lakoat Kujawas, Kapan, Mollo Utara, TTS, pada 28-29 Maret 2025. Tanuan Sufa Kauf bertujuan memperkenalkan dan menjaga tradisi agar dapat diwariskan secara berkelanjutan, sedangkan Mnahat Fe’u adalah acara makan siang dengan berbagai varian pangan lokal yang diadakan untuk merespons musim panen.

Tanuan Sufa Kauf menyasar anak-anak. Dalam kegiatan ini, anak-anak Lakoat Kujawas mengajak teman-teman sebaya mereka untuk terus mengenal tradisi, dan mewarisi pengetahuan lokal dari generasi ke generasi. Anak-anak Lakoat Kujawas juga tidak malu menggunakan kain adat dan berbicara menggunakan bahasa daerah.

Sementara Mnahat Fe’u adalah kegiatan rutin tiap bulan Komunitas Lakoat Kujawas, yang ingin memperkenalkan sekaligus menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap pangan lokal. Biasanya kegiatan ini membutuhkan reservasi dan berbayar. Namun, kali ini, Lakoat Kujawas mengundang komunitas-komunitas sedaratan Timor-Barat untuk mengikuti kegiatan ini secara gratis. Hal ini dimaksudkan agar menjalin koneksi antarkomunitas dan menambah wawasan anak-anak Lakoat Kujawas.

Anggota Dusun Flobamora berpose di dalam foodlab Ume Fatum Faun setelah menelusuri tuju pos kunjungan Tanuan Sufa Kauf dan akan dilanjutkan dengan diskusi santai di Perpustakaan Lakoat Kujawas. Arsip foto: Ete Luruk

Kegiatan Mnahat Feu bukan hanya kegiatan makan-makan, melainkan juga kegiatan yang bertujuan menyajikan pengetahuan lokal di balik menu makan yang dihidangkan. Varian menu makanan lokal dibubuhi dengan cerita-cerita resep, budaya, dan sejarah di balik tiap-tiap menu makanan.

Mnahat Fe’u kali ini, peserta disuguhkan dengan menu ayam kuah halia, sambal alpukat dan daun sipa, acar dari lakoat dicampur ubi ungu dan wortel, rebung taciong, pisang luan, sate daun singkong, puding labu kuning, sorgum dan kacang nasi yang dihiasi dengan selai lakoat, boras jagung, kerupuk singkong, tumisan daun pepaya, tumisan rebung, fermentasi teh/kombucha, fermentasi lakoat, murbei, dan fermentasi kujawas dan alkohol.

Foto bersama perwakilan dari Solidaritas Perempuan, Klub Buku Petra, dan Rumah Sara (setelah makan siang Mnahat Feu) Arsip foto: Dicky Senda

Berlangsung selama dua hari, kegiatan ini difasilitasi oleh anak-anak Lakoat Kujawas yang menghasilkan beberapa poin penting: Pertama, masyarakat harus terus menjaga tradisi adat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Kedua, alam dan lingkungan masyarakat terutama hutan dan tanah harus dijaga dan jangan mau dieksploitasi. Ketiga, anak-anak mulai dari usia 10 ke atas bersiap-siaplah, dan teruslah memantau akun sosial media Lakoat Kujawas untuk informasi kegiatan Tanuan Sufa Kauf saat libur panjang nanti.

Foto bersama fasilitator dan peserta kegiatan dari beberapa komunitas yang diundang turut hadir di kegiatan Tanuan Sufa Kauf dan Mnahat Feu setelah kegiatan hari pertama. Arsip foto: Yanda Mardanuz

Penulis: Ete Luruk & Gloria Kolin

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Shopping Cart
Scroll to Top