Tragedi Paku Menjelang Hari Keberangkatan, antologi cerpen terbitan Dusun Flobamora,didiskusikan di Aula Utama Universitas Muhammadiyah Kupang pada Selasa (13/05/2025). Tragedi Paku memuat cerpen-cerpen para penulis Komunitas Sastra Pondok Aspira, UMK. Christian Dan Dadi dan Idris Mboka tampil sebagai pembicara diskusi, dimoderatori oleh Benediktus Kedang. Diskusi diselenggarakan oleh Komunitas Sastra Pondok Aspira UMK, bekerja sama dengan berbagai pihak.
Dalam pembahasan selama 55 menit, Christian Dan Dadi menguraikan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik, kelebihan dan kekurangan masing-masing cerpen dalam buku setebal 78 halaman itu, termasuk melakukan perbandingan dengan berbagai karya yang ditulis para sastrawan besar mancanegara.

Mengakhiri paparannya, Christian menegaskan bahwa proses menghasilkan buku dan proses pembacaan setelahnya adalah hal-hal yang sangat berharga. Oleh karena itu, Christian mengharapkan para penulis di Pondok Aspira terus bertekun dalam berproses membaca dan menulis.
Pembicara kedua, Idris Mboka, mengharapkan para penulis lebih berani bersiasat menggunakan peranti-peranti bahasa, misalnya metafora, untuk menghasilkan cerita-cerita yang lebih baik.
Siti Hajar, pembina komunitas sekaligus editor antologi, mengungkapkan bahwa proses menghasilkan antologi berjalan kurang lebih setahun. Karya-karya para penulis yang diundang untuk berkarya dikurasi dan disunting, dari 60-an peserta pada awalnya, menjadi hanya 10 penulis yang berhasil menyelesaikan karya.

Selain satu karya sang editor, 10 cerpen dalam antologi Tragedi Paku masing-masing ditulis oleh Kornelia Yarti Ewandi, Destry Selan, Yophy Taek, Agnesia Angela Ngara, Noni Yoherni Benu, Ignasius Pati, Norci Bell, Debriani Enggelina Ninef, Indriyani S., dan Rino Y. Banfatin.
Diskusi diawali dengan pembacaan kutipan karya para cerpenis. Judul antologi diambil dari judul cerpen pertama dalam antologi, yang ditulis oleh Kornelia Yarti Ewandi, mahasiswa kelahiran 14 September 2002.
Dalam pengantar, penerbit menekankan bahwa kisah-kisah dalam Tragedi Paku menarik karena memotret kehidupan orang-orang kecil sebagai representasi dari realitas sebagian besar masyarakat NTT tempat para penulis tinggal dan menyerap inspirasi.

“Dengan mengambil sudut pandang orang-orang sederhana, dalam segala problematika dan kesahajaannya, para penulis dalam antologi ini melemparkan kembali ingatan kita, para pembaca, kepada kisah-kisah yang digurat Julius R. Sijaranamual dan Gerson Poyk, dua penuluis yang selalu menengok ke belakang, melihat Nusa Tenggara Timur sebagai mata air inspirasi, untuk menata latar dan penokohan dalam karya-karya mereka,” terang penerbit di bagian pengantar.
Tragedi Paku merupakan buku ketujuh yang diterbitkan Dusun Flobamora pada tahun 2025, sekaligus buku cerpen kedua di tahun 2025, setelah Jasad sang Pelacur dan Pemakaman Keduanya, karya Christian Dan Dadi, salah satu pembicara diskusi.