Tiga Anggota Dusun Flobamora Ikut Festival Fronteira di Oecusse, Timor Leste

Tiga Anggota Komunitas Sastra Dusun Flobamora—Christian Dan Dadi, Tia Ragat, dan Dunstan Obe—diundang untuk hadir dalam gelaran Festival Fronteira di Oecusse, Timor Leste pada 16—18 Oktober 2024. Festival Fronteira merupakan festival tapal batas yang digagas oleh Centro Nacional Chega (CNC) untuk mendorong tercapainya rekonsiliasi dan keadilan Hak Asasi Manusia (HAM).

Anggota Dusun Flobamora berpose di Monumen Lifau setelah sesi diskusi kelompok dalam kegiatan lokakarya seni untuk mempromosikan perdamaian. Arsip foto: Tia Ragat

Salah satu mata kegiatan dalam festival tersebut ialah mempertemukan seniman dan penulis dari dua negara: Indonesia dan Timor Leste. Karena itu, bersama beberapa seniman dan penulis dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Christian, Tia, dan Dunstan diundang untuk hadir sebagai perwakilan dari Indonesia.

Pertemuan seniman antar dua negara ini bertujuan menemukan irisan-irisan kebudayaan dan terutama membungkus luka-luka sejarah dalam bentuk karya seni dan sastra. Karena itu, festival ini tidak bermaksud mengorek kisah-kisah traumatik tetapi berupaya membuat komitmen bersama ke depan untuk memikirkan bagaimana hubungan perdamaian dan juga kolaborasi bisa terus terjadi karena bagaimana pun masyarakat lintasnegara: Timor Leste dan Indonesia (khususnya Pulau Timor) memiliki akar kebudayaan yang sama tetapi kemudian dipisahkan oleh garis batas antara dua negara ini.

Foto bersama perwakilan Komunitas Letras dari Timor Leste (pemberian buku bacaan dan jurnal sastra dari teman-teman Klub Buku Petra dan Dusun Flobamora). Arsip foto: Tia Ragat

Pertemuan seniman dan penulis lintasnegara difasilitasi oleh CNC dan tim dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia. Kemudian dialog antara para seniman dan penulis dikemas dengan metode Focus Group Discussion yang menghadirkan dua penerjemah dari masing-masing perwakilan seniman negara.

Berlangsung selama tiga hari, pertemuan seniman dan penulis lintasnegara ini menghasilkan beberapa rekomendasi: Pertama, akan ada kegiatan mural kolaborasi yang akan menyasar wilayah-wilayah batas antara dua negara ini. Kedua, membuat buku kumpulan tulisan (esai, cerpen, dan puisi) bersama dibarengi dengan ilustrasi. Ketiga, saling tukar bacaan dan diskusi lanjutan via zoom untuk melakukan komunikasi secara berkelanjutan dan intens sekaligus merancang model pertemuan serupa pada Festival Fronteira tahun depan.

Foto bersama fasilitator dan peserta lokakarya seni untuk perdamaian dalam kegiatan Festival Fronteira 2024 setelah penyusunan rencana tindak lanjut dan evaluasi kegiatan. Arsip foto: Tia Ragat

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Shopping Cart
Scroll to Top